Rasulullah ialah guru besar yang senantiasa mengajarkan umatnya mengenai kehidupan. Beliau ialah motivator handal. Setiap ucapan-ucapan beliau selalu membangunkan semangat guna menjalani kehidupan ini serasi dengan peraturan yang diputuskan oleh Allah SWT. Tak salah banyak orang datang kepada Rasulullah hanya sekadar meminta nasihat.
Suatu saat ada seorang pemuda datang pada Rasulullah dengan maksud meminta nasihat. Rasulullah pun hanya memberinya tiga nasihat nanum merangkum seluruh aspek kehidupan anak muda tersebut.
“Wahai rasulullah, berilah aku nasihat,” kata sang pemuda.
"Wahai anak muda, bila anda hendak melakukan shalat, anggaplah shalat tersebut shalat terakhir yang anda dirikan."
Dalam nasihat pertama ini, Rasulullah hendak mengajarkan setiap umatnya untuk sering meningkatan kualitas ibadahnya mulai dari shalat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya. Yaitu dengan cara memandang segala sesuatu yang dilakukannya adalah terakhir baginya. Dengan demikian, masing-masing orang tidak akan melewatkan waktunya sedikitpun guna beribadah pada Allah. Ibarat orang yang akan ditembak mati. Ia sudah tau kapan ajalnya tiba. Sehingga sisa hidupnya dimanfaatkan sebaik-baiknya guna beribadah untuk Allah SWT. Begitulah seharusnya yang dilaksanakan seorang hamba supaya amal ibadahnya berkualitasdan tak pernah putus.
Pesan ini mencerminkan pentingnya mengawal lisan. Karena betapa tidak sedikit orang yang telah ribuan tahun melakukan amal kebaikan, dapat berakhir musnah oleh ucapan yang kotor yang terbit dari lisan. Salah seorang ahlul hikmah pernah berkata, “Barang siapa yang banyak bicaranya, maka akan banyak pula kesalahannya, dan barang siapa yang banyak kesalahannya, maka akan banyak dosanya.”
Dalam pesan terakhir ini, Rasulullah hendak menyampaikan pada seluruh umatnya bahwa insan tidak dapat dijadikan sebagai tempat untuk menaruh harapan. Karena hati insan selalu berubah-rubah. Hari ini cinta dan memuji tapi barangkali esok hari ia membenci dan memusuhi. Menaruh harapan untuk manusia melulu akan memunculkan rasa kecewa. Ada Zat Yang Maha Berkuasa yang patut dijadikan sebagai tempat bergantung seorang hamba yakni Allah. Tanpa bergantung pada Allah semua akan berakhir pada kekecewaan. Menaruh harapan untuk manusia sah-sah saja, tapi andai sudah berada diluar batas kewajaran hingga menafikan Allah sebagai tempat menginginkan segala sesuatu, maka urusan tersebut akan mendatangkan kemurkaan Allah.
Itulah 3 Nasihat yang Rasulullah berikan pada zamannya, Subhanallah..
Suatu saat ada seorang pemuda datang pada Rasulullah dengan maksud meminta nasihat. Rasulullah pun hanya memberinya tiga nasihat nanum merangkum seluruh aspek kehidupan anak muda tersebut.
“Wahai rasulullah, berilah aku nasihat,” kata sang pemuda.
"Wahai anak muda, bila anda hendak melakukan shalat, anggaplah shalat tersebut shalat terakhir yang anda dirikan."
Dalam nasihat pertama ini, Rasulullah hendak mengajarkan setiap umatnya untuk sering meningkatan kualitas ibadahnya mulai dari shalat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya. Yaitu dengan cara memandang segala sesuatu yang dilakukannya adalah terakhir baginya. Dengan demikian, masing-masing orang tidak akan melewatkan waktunya sedikitpun guna beribadah pada Allah. Ibarat orang yang akan ditembak mati. Ia sudah tau kapan ajalnya tiba. Sehingga sisa hidupnya dimanfaatkan sebaik-baiknya guna beribadah untuk Allah SWT. Begitulah seharusnya yang dilaksanakan seorang hamba supaya amal ibadahnya berkualitasdan tak pernah putus.
"Wahai anak muda, tidak boleh membicarakan sesuatu yang bisa menggelincirkan lisanmu dalam kesalahan."
Pesan ini mencerminkan pentingnya mengawal lisan. Karena betapa tidak sedikit orang yang telah ribuan tahun melakukan amal kebaikan, dapat berakhir musnah oleh ucapan yang kotor yang terbit dari lisan. Salah seorang ahlul hikmah pernah berkata, “Barang siapa yang banyak bicaranya, maka akan banyak pula kesalahannya, dan barang siapa yang banyak kesalahannya, maka akan banyak dosanya.”
"Wahai anak muda, bertekadlah untuk tidak membubuhkan harapan pada orang lain."
Dalam pesan terakhir ini, Rasulullah hendak menyampaikan pada seluruh umatnya bahwa insan tidak dapat dijadikan sebagai tempat untuk menaruh harapan. Karena hati insan selalu berubah-rubah. Hari ini cinta dan memuji tapi barangkali esok hari ia membenci dan memusuhi. Menaruh harapan untuk manusia melulu akan memunculkan rasa kecewa. Ada Zat Yang Maha Berkuasa yang patut dijadikan sebagai tempat bergantung seorang hamba yakni Allah. Tanpa bergantung pada Allah semua akan berakhir pada kekecewaan. Menaruh harapan untuk manusia sah-sah saja, tapi andai sudah berada diluar batas kewajaran hingga menafikan Allah sebagai tempat menginginkan segala sesuatu, maka urusan tersebut akan mendatangkan kemurkaan Allah.
0 Response to "3 Nasihat Rasulullah kepada Anak Muda"